Aku Pernah Bertemu langsung Dengan Bidadari Ainul Mardhiah

Dalam artikel ini saya ingin menceritakan sebuah pengalaman menakjubkan sekaligus mengesankan, dimana sekitar setahun atau dua tahun lalu...

1.8.23

Aku pernah Naksir Wanita keturunan Dayak



Setelah artikel ke-60 berjudul "Pakai Baju Batik khas Dayak, Bidadari Tak Bersayap Tampil Beda", entah kenapa, aku malas buat nulis artikel

Ya, aku malas buat nulis artikel, karena nggak ada sesuatu pun yang menarik untuk dijadikan artikel, sebelum akhirnya ingatanku dibawa kembali kepada masa-masa dimana aku pernah menjadi relawan Teman Ahok sekitar tahun 2015 atau 2016 silam

Sejujurnya, aku masih kangen akan masa-masa dimana aku bersama relawan Teman Ahok lainnya berjibaku dalam mengumpulkan 1000 fotokopi KTP buat dukungan terhadap Ahok sebagai calon Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022

Kenapa ? Karena masa-masa itu adalah masa-masa dimana aku berkenalan dengan salah seorang relawan Teman Ahok yang adalah wanita keturunan Dayak, dimana saat itu dia dibawa oleh koordinator relawan Teman Ahok saat itu ke salah satu mall yang berlokasi di wilayah Jakarta Utara

Aku pun terpesona pada pandangan pertama dengan dirinya dan akhirnya aku pun berkenalan dengannya

Aku pun mulai mengadakan PDKT alias pendekatan, dimana aku mulai ngobrol dengan dirinya dan dari situ aku tau bahwa dia adalah anak bungsu dari 2 bersaudara

Selain itu, aku pun tahu bahwa papanya asli Surabaya dan mamanya asli Dayak; dengan kata lain, dia mewarisi keturunan Dayak dari mamanya

Meski demikian, aku memiliki keberatan terhadap dirinya, yaitu dia perokok berat, dimana dia sudah mengenal rokok sejak dia duduk di bangku SMP

Ya, aku paling tidak suka dengan wanita perokok, namun entah kenapa, saat itu cinta membutakan diriku, dimana aku mentolerir kebiasaan merokok nya, hanya demi cintaku kepada dirinya

Singkat kata, aku pun pernah ngobrol empat mata dengan mamanya mengenai sikap politik kami masing-masing dalam pemilihan gubernur maupun pemilihan presiden, dimana mamanya ternyata adalah pendukung Prabowo Subianto, sementara aku sendiri adalah pendukung Jokowi

Meski demikian, pembicaraan kami berdua berlangsung hangat dan sesekali diselingi dengan canda tawa

Wanita keturunan Dayak tersebut sangat cantik, sehingga bukan hanya diriku yang naksir dia, namun rekan sesama relawan Teman Ahok pun ada yang naksir dirinya

Meski demikian, rekan sesama relawan Teman Ahok tersebut akhirnya kalah saing dengan diriku dan aku pun melenggang dengan bebas dalam melakukan PDKT alias pendekatan dengan wanita keturunan Dayak tersebut

Singkat kata, akhirnya aku tahu bahwa wanita keturunan Dayak tersebut ternyata sudah punya kekasih

Ya, lewat status WA beliau, aku melihat foto-foto dirinya dan kekasihnya tersebut menghadiri kondangan

Sejak saat itu aku perlahan-lahan mulai menjaga jarak dengan wanita keturunan Dayak tersebut sekitar tahun 2017, maski hingga saat ini masih banyak ex relawan Teman Ahok yang menanyakan kabar diriku, termasuk wanita keturunan Dayak tersebut yang akhirnya menikah dengan pria lain

Ya, dia putus dengan kekasihnya, karena kekasihnya tersebut seorang Muslim yang tidak mau dibawa ke gereja tempat dia beribadah dan hal tersebut yang memicu dirinya akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan kekasihnya tersebut

Hingga saat artikel ini ditulis, aku masih kangen akan wajah marahnya, dimana dia akan menatap orang lain dengan tatapan mata yang sangat-sangat tajam, saat dia marah, karena saat dia sedang marah pun, dia tetap cantik di mataku

Yang aku tahu, dia dulu pernah tinggal di salah satu perumahan elit yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat dan saat ini aku kehilangan kontak dengan dirinya

Itulah awal perkenalanku serta kisah cintaku dengan wanita keturunan Dayak yang sangat-sangat cantik, bahkan jauh lebih cantik dibandingkan Bidadari Tak Bersayap yang adalah wanita asli Dayak

Salah satu impianku yang hingga saat ini belum terwujud ialah menikah dengan wanita Dayak, dimana wanita Dayak memiliki kecantikan khas yang tidak dimiliki oleh suku-suku lainnya di Indonesia

Ya, wanita Dayak sesungguhnya adalah keturunan Tionghoa yang berimigrasi ke pulau Kalimantan, sehingga tak ada salahnya bila aku yang adalah keturunan Tionghoa sangat ingin untuk menikahi wanita Dayak

Beberapa tahun setelah perkenalan dan kisah cintaku dengan salah seorang relawan Teman Ahok yang juga wanita keturunan Dayak, aku kembali berkenalan dengan wanita asli Dayak yang juga salah seorang mahasiswi dari salah satu Sekolah Tinggi Theologia (STT) yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat

Dalam artikel "Mulanya biasa saja, lama-kelamaan aku jatuh cinta", telah kuceritakan mengenai awal pertemuan diriku dengan Bidadari Tak Bersayap yang akhirnya menumbuhkan benih-benih cinta dalam hatiku kepada dirinya

Akankah impianku tersebut terwujud lewat Bidadari Tak Bersayap ? Wallahualam ( والله أعلمُ )

Yang pasti, aku masih merindukan pertemuan diriku kembali dengan salah seorang relawan Teman Ahok yang juga wanita keturunan Dayak tersebut, meski dalam suasana yang berbeda

6 komentar:

  1. Andai saat itu aku berani mengungkapkan perasaanku, mungkin saat ini aku udah nikah, bahkan udah punya 1 ataupun 2 anak

    BalasHapus